Selasa, 16 Juli 2013

Puasa dan Tantangannya Bagi Bintang Bola Dunia

Di Benua Biru, Islam adalah agama minoritas sehingga kegiatan puasa jarang menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan sepak bola profesional. Ini menjadi ujian tersendiri bagi para pesepak bola muslim di Eropa.

Puasa di tahun ini mungkin lebih ringan bagi para pesepak bola di Eropa karena bertepatan dengan masa liburan kompetisi. Namun tetap saja, mereka harus berlatih agar kondisi fisik mereka siap tempur saat kompetisi dimulai. Latihan secara rutin pun harus dijalani.

Jose Mourinho mengaku lebih senang jika pemain muslim di Real Madrid tidak berpuasa, terutama saat pertandingan, karena membawa efek pada penampilan pemain di lapangan.

Beragam pemain menyikapi ujian ini dengan cara yang beragam pula. Ada yang tetap menjalankan ibadah puasa meski harus tetap bertanding, seperti Frederic Kanoute. Pemain berdarah Prancis itu dikenal sebagai muslim yang taat. Saat masih memperkuat Sevilla, ia tetap berpuasa meski harus menjalani latihan dan pertandingan yang menguras tenaga.

Hal yang sama juga dilakukan gelandang Arsenal, Abou Diaby. Gelandang kelahiran Prancis keturunan Pantai Gading itu mengakui bahwa The Gunners lebih suka jika ia tidak berpuasa, agar performanya tetap terjaga.

“Tetapi mereka juga memahami bahwa ini adalah momen istimewa bagi saya dan mereka mencoba mengakomodasinya untuk membuat saya merasa lebih baik,” ujarnya seperti dilansir BBC.

Hal yang sama juga dilakukan Demba Ba, penyerang yang kini memperkuat Chelsea itu meminta pelatih untuk tidak mempedulikan puasanya.

“Setiap kali saya punya pelatih yang tidak senang dengan hal itu (puasa), saya bilang ‘dengar, saya tetap akan melakukannya. Jika penampilan saya tetap bagus, maka saya akan terus bermain. Jika jelek, silakan cadangkan saya, itu saja’,” kata Ba.

Sementara itu, sejumlah pemain lain dengan jujur mengakui bahwa puasa mereka masih bolong-bolong, terutama di saat hari pertandingan.

Mantan penyerang Stoke, Mamady Sidibe, mengatakan, “Ada beberapa pemain yang tetap berpuasa di hari pertandingan dan bermain dengan baik, itu tak masalah. Saya tegaskan bahwa saat hari pertandingan saya tidak berpuasa dan saya tak akan mencari-cari alasan.”

Mesut Ozil, yang kini bermain di Madrid, juga mengaku beberapa kali tidak kuat menjalankan ibadah puasa karena beratnya tuntutan fisik dalam profesinya.

“Sulit menjalankan puasa di saat Anda harus bertanding karena membutuhkan makan dan minum. Tapi, ketika libur, saya pasti menjalankan puasa,” ujarnya, dilansir Bild.

Hal senada diucapkan gelandang Manchester City, Samir Nasri. “Saya tidak bisa berpuasa di saat kompetisi berlangsung. Namun, tahun ini bertepatan dengan libur kompetisi. Saya bisa menjalankannya,” katanya.

Waktu berpuasa di Eropa rata-rata lebih lama dibandingkan di Indonesia secara khusus atau Asia secara umum. Di Inggris, pukul 03.00 dini hari sudah masuk waktu Subuh. Waktu berbuka puasa atau Maghrib pukul 21.00. Artinya, puasa di negeri Ratu Elizabeth itu memakan waktu kurang lebih 18 jam.

Meskipun saat ini tengah memasuki musim panas, udara di Inggris tidak sepanas di Jakarta. Suhu rata-rata di sana berkisar 18-23 derajat celcius. Hampir seluruh pesepakbola di Eropa sudah memasuki persiapan pramusim.

Puasa di tengah kompetisi Liga Indonesia

Tantangan berpuasa juga dialami pesepak bola di Indonesia. Apalagi, puasa kali ini berada di tengah-tengah musim kompetisi. Di Tanah Air, operator liga maupun manajemen klub melakukan penyesuaian jadwal pertandingan maupun latihan agar puasa para pemain tidak terganggu.

PT Liga Indonesia mengubah jadwal pertandingan Liga Super Indonesia. Jika biasanya bergulir pukul 15.00 dan 19.00, kini selama Ramadan semua pertandingan digelar pukul 21.00 malam WIB. Selain itu, PT Liga memutuskan tak ada pertandingan ISL di 10 hari awal puasa.

Tetapi, klub tetap mengingatkan para pemainnya untuk menjaga kondisi selama puasa dengan berlatih fisik. Salah satunya diungkapkan oleh dokter tim Persib, Raffi Ghani.

“Puasa jangan dijadikan halangan. Asupan makanan tetap sama, hanya waktunya saja yang beda. Usahakan olahraga pagi dan sore hari jelang berbuka. Jika memungkinkan, lakukan juga kegiatan fisik malam hari usai berbuka puasa,” ujarnya.

Hal serupa dilakukan oleh Persija. Pelatih Macan Kemayoran, Benny Dollo, juga meminta para pemainnya menjaga stamina dan kondisi tubuh selama istirahat di rumah.

“Sebelum libur puasa, saya akan ukur lingkar badan semua pemain. Walaupun tidak berlatih bersama-sama, pemain harus menjaga kondisi dengan berlatih di rumah masing-masing. Di bulan puasa harus benar-benar menjaga kondisi tubuh,” katanya.

Di kubu Sriwijaya FC, pelatih Kas Hartadi juga cukup dipusingkan dengan jadwal pertandingan yang padat dan berat di bulan puasa. Menjaga kebugaran fisik menjadi sebuah keharusan bagi seluruh pemainnya di bulan puasa.

“Kami akan menjalani empat pertandingan berat di bulan puasa, yakni PSPS Pekanbaru, Persija Jakarta, Barito Putera dan Persiba Balikpapan. Kami sangat berharap kondisi pemain prima dan bugar. Yang jelas, tak mungkin kami memberikan latihan fisik berat di bulan puasa,” katanya.

Jika memang seseorang memiliki pekerjaan yang menguras fisik dan stamina, diperbolehkan tidak berpuasa dan menggantinya di lain hari atau membayar fidyah. Namun akan lebih baik jika puasa tetap dijalankan karena sejatinya bulan puasa bukan menjadi halangan bagi seseorang untuk bekerja atau beraktivitas.

Sumber : http://bola.inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar